Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar
kata HUKUM
ALAM. Perlu kita ketahui bahwa alam itu tidak memiliki hukum, bukan alam yang
memiliki hukum tapi Allah. Jadi lebih tepatnya ialah hukum Allah yang ada di alam. Hal
ini sering kali menimbulkan kesalahan persepsi dalam masyarakat. Semua hukum bersumber dari sunnatullah,
dan Allah menciptakan segala sesuatu dengan sangat tertib, semua sesuai pada tempatnya.
Bagi umat Islam didalam berkehidupan ada dua
proses yakni proses berfikir Ilmiah dan proses berkeImanan. Dimana proses berfikir Ilmiah harus ada bukti,
bukti empirik (bukti yang terindra) jika tidak ada bukti maka tidak diakui. Kemudian
proses yang kedua yakni proses berke-Imanan, didalam proses
berke-Imanan tidak diperlukan bukti melainkan keyakinan, keyakinanlah yang
menjadi kunci, cukup diyakini bahwa Allah itu ada,
tak perlu kita mencari bukti bagaimana bentuk Allah dan yang
sejenisnya karena otak kita tak akan mampu untuk melaluinya, maka cukup yakini saja.
seperti angin,
kita tahu bahwa angin itu ada tapi kita tidak tahu bagaimana dan seperti apa wujudnya angin,
maka cukup kita yakini bahwa angin
itu memang ada walau kita tidak mengetahui bagaimana wujudnya. Nah demikian pula
jika kita ingin mencari bukti adanya Allah,
maka cukup lihat saja langit dan bumi beserta isinya sebagai bukti bahwa itu ciptaan Allah,
dan Allah itu benar-benar ada. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surah
Ali-Imran ayat 190-191.
Yang artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri,
duduk atau dalam keadaan berbaring,
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “ya Tuhan
kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau, lindungilah
kami dari azab Neraka (Q.S. Ali-Imran 190-191).
Dengan bukti yang tampak dimata kita,
tapi mengapa keyakinan kita kepada Allah
masih bisa digoyahkan?. Memang sifatnya manusia berubah-ubah kadang Fujur kadang Taqwa,
oleh sebab itu maka kita harus menanamkan ke-Imanan dan keyakinan kita terhadap Allah
SWT. Jangan sampai kita diperbudak oleh Syetan. Pada hakikatnya Syetan itu sifat dan yang
memiliki sifatnya yang utama ialah Iblis dan Iblis memang sudah mendapatkan izin Allah
untuk menggoda manusia. Kecuali orang-orang yang benar-benar bertaqwa. Seperti yang
terdapat dalam Al-Qur’an surah As-Syams ayat 8.
Yang artinya :
Maka dia mengilhamkan kepadanya
(jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. (Q.S. As-Syams :8).
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah yang sopan ya guys, semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua.