Friday, 14 October 2016

Pengertian Sunnatullah Dalam Islam


 
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata HUKUM ALAM. Perlu kita ketahui bahwa alam itu tidak memiliki hukum, bukan alam yang memiliki hukum tapi Allah. Jadi lebih tepatnya ialah hukum Allah yang ada di alam. Hal ini sering kali menimbulkan kesalahan persepsi dalam masyarakat. Semua hukum bersumber dari sunnatullah, dan Allah menciptakan segala sesuatu dengan sangat tertib, semua sesuai pada tempatnya.

Bagi umat Islam didalam berkehidupan ada dua proses yakni proses berfikir Ilmiah dan proses berkeImanan. Dimana proses berfikir Ilmiah harus ada bukti, bukti empirik (bukti yang terindra) jika tidak ada bukti maka tidak diakui. Kemudian proses yang kedua yakni proses berke-Imanan, didalam proses berke-Imanan tidak diperlukan bukti melainkan keyakinan, keyakinanlah yang menjadi kunci, cukup diyakini bahwa Allah itu ada, tak perlu kita mencari bukti bagaimana bentuk Allah dan yang sejenisnya karena otak kita tak akan mampu untuk melaluinya, maka cukup yakini saja. 

seperti angin, kita tahu bahwa angin itu ada tapi kita tidak tahu bagaimana dan seperti apa wujudnya angin, maka cukup kita yakini bahwa angin itu memang ada walau kita tidak mengetahui bagaimana wujudnya. Nah demikian pula jika kita ingin mencari bukti adanya Allah, maka cukup lihat saja langit dan bumi beserta isinya sebagai bukti bahwa itu ciptaan Allah, dan Allah itu benar-benar ada. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 190-191.

Yang artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab Neraka (Q.S. Ali-Imran 190-191).

Dengan bukti yang tampak dimata kita, tapi mengapa keyakinan kita kepada Allah masih bisa digoyahkan?. Memang sifatnya manusia berubah-ubah kadang Fujur kadang Taqwa, oleh sebab itu maka kita harus menanamkan ke-Imanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT. Jangan sampai kita diperbudak oleh Syetan. Pada hakikatnya Syetan itu sifat dan yang memiliki sifatnya yang utama ialah Iblis dan Iblis memang sudah mendapatkan izin Allah untuk menggoda manusia. Kecuali orang-orang yang benar-benar bertaqwa. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surah As-Syams ayat 8.

Yang artinya :
            Maka dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. (Q.S. As-Syams :8).



21 september 2016

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah yang sopan ya guys, semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua.