Hukum Tidak Memaafkan Orang Lain Menurut Ust Hannan Attaki dan Efeknya Terhadap Kesehatan Mental



Hukum Tidak Memaafkan Orang Lain Menurut Ust Hannan Attaki dan Efeknya Terhadap Kesehatan Mental - Dalam kehidupan bersosial yang menuntut kita untuk saling berinteraksi dan berkoneksi satu dengan yang lainnya. Baik itu interaksi secara fisik maupun interaksi secara komunikasi atau visual. Entah itu dalam lingkungan sosial Masyarakat bahkan dalam lingkungan sosial beragama, pastinya sebagai insan manusia kita tidak pernah luput dari sebuah kesalahan, apapun jenisnya. Baik itu dari tingkah laku, bahkan ucapan kita yang menyakiti hati orang lain.

Nah berbicara tentang sebuah kesalahan, pastinya tidak hanya kita yang menjadi peran terkadang kita malah menjadi korban. Terkadang kita sudah berupaya sebaik mungkin untuk menjaga perasaan orang lain, untuk dengan sangat tidak menyakiti hatinya.

Tapi terkadang orang lain malah seenaknya saja bertingkah bahkan mengeluarkan kalimat yang menyakiti hati kita. Entah itu diular kesadarannya atau mungkin memang sudah menjadi kebiasaannya tidak menjaga lisannya.

Hal inilah yang terkadang memicu berbagai konflik kehidupan. Bagi mereka yang tidak bisa menerima, tidak heran jika membalas dengan cacian juga bahkan hinaan, namun disisi paling buruknya adalah Ketika lawan bicara atau korban malah terdiam dan enggan membalasnya. Pertanyaannya apakah dia menerima itu semua, atau apakah dia menyimpannya sebagai luka.

Siapapun dari kita pasti pernah mengalami hal tersebut, terlepas dari apapun penyebabnya, baik ekonomi, keluarga, orangtua dan sebagainya. Yang pada intinya menjadi titik terendah seseorang.

Maka tidak heran jika sulit untuk melupakan hal tersebut, dan adakalanya kita sudah berusaha dengan sebaik mungkin untuk memaafkan orang tersebut tapi hati kita tidak bisa dipungkiri bahwa luka tidak juga kunjung sembuh, bahkan tidak bisa hilang dari ingatan.

Bolehkah tidak memaafkan orang lain?

Lalu pada akhirnya kita akan bertanya, Bolehkah kita untuk tidak memaafkan orang lain? Hal ini pastinya sering menghantui perasaan kita. Boleh atau tidak ya? Dosa atau tidak ya? Mari kita bahas.

Ust hanan attaki dalam ceramahnya pernah mendapati sebuah pertanyaan yang berisi begini “bolehkah saya tidak memaafkan seseorang, saya tidak mampu memaafkannya, demi Allah saya sudah mencoba tapi saya tidak mampu ustad” menghadapi pertanyaan itu ustad hanan attaki menjawab “boleh, maka tuntutlah dia di akhirat”.

Jika kita mengacu pada pendapat tersebut maka sah-sah saja untuk kita tidak memafkan, karena hal itu sudah diluar kemampuan kita. Yang mana sebelumnya kita sudah berusaha sebaik mungkin untuk memafkan namun tetap saja tak mampu. Maka sudah pasrahkanlah pada yang kuasa.

Tapi pernahkah kita berpikir bahwa pasti ada efek samping dari hal tersebut. apakah itu? Nah jika hati kita tak pernah bisa lepas dari kesalahan orang lain. Maka selamanya kita akan dihantui oleh hal tersebut, selamanya hati kita akan mengingatnya, dan efek terburuknya adalah menjadi dendam, jangan sampai ya naudzubillah.

Maka bagaimana solusinya? Ya itu tadi berpasrah pada yang Kuasa, ikhlaskan hati kita atas apa yang terjadi, bahwa itu semua adalah garis ketetapan Allah. Namun jika hati kita masih saja menyangkalnya, maka bisikkanlah pada hatimu bahwa itu adalah salah satu ujian Allah untukmu demi menaikkan level keimananmu. Dan perihal dia dan kesalahannya sudah biarkan menjadi urusan dia dengan Tuhannya.

Nah disinilah kita perlu hati-hati. Jika seseorang sudah menyerahkan segalanya pada Allah maka habislah kita, sebab urusan kita tidak lagi dengan korban tadi, melainkan langsung dengan Tuhan semesta alam, yang maha adil. Maka alangkah baiknya jika kita selalu berhati-hati dalam setiap sikap, perbuatan dan perkataan.


Apa Efeknya Terhadap Kesehatan Mental Jika tidak memaafkan Orang Lain ?

Kesehatan mental adalah salah satu hal  yang sangat penting untuk diperhatikan, mengingat ini adalah salah satu tonggak utama keberlangsungan hidup kita. Dan apakah tidak memaafkan orang lain juga berpengaruh pada kesehatan mental?, Ya tentu saja! 

Mengapa demikian? sebab jika kita tidak memaafkan orang lain maka tidak bisa dipungkiri untuk kita mengingat terus-menerus orang tersebut, maupun perbuatan buruknya terhadap kita yang tidak bisa kita maafkan. Maka demikian seterusnya kita akan dihantui oleh pimikiran terhadap kesalahan itu, dan hal itu tentunya akan mengganggu ketenangan jiwa dan kesehatan mental kita.

Jika kita tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain, maka sesungguhnya kita telah memberi ruang pada hati untuk terus mengingat hal itu, dan bukankah itu sangat menggangu? mengapa tidak mencoba Ridho saja dan lupakan semuanya, agar hati kita tenang, pikiran kita tenang dan nyaman. Sehingga kita hanya akan fokus pada jalan hidup kita sendiri kedepannya, tanpa perlu lagi mengingat luka lama yang sangat menyiksa itu.

Memang sangat berat untuk dilakukan, tapi tak ada yang bisa membayar sebuah ketenangan jiwa. Dirimulah sendiri yang berhak menentukan kesehatan mentalmu!

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah singgah di Musafir Lalu.
Tinggalkan jejak pemikiran dan perasaanmu di kolom komentar.