Friday, 7 February 2025

Hukum Tidak Memaafkan Seseorang Menurut Ust Hanan Attaki

gambar dua tangan yang saling bersalaman sebagai ilustrasi dua orang yang saling memaafkan


Dalam kehidupan bersosial yang menuntut kita untuk saling berinteraksi dan berkoneksi satu dengan yang lainnya. Baik itu interaksi secara fisik maupun interaksi secara komunikasi atau visual. Entah itu dalam lingkungan sosial Masyarakat bahkan dalam lingkungan sosial beragama, pastinya sebagai insan manusia kita tidak pernah luput dari sebuah kesalahan, apapun jenisnya. Baik itu dari tingkah laku, bahkan ucapan kita yang menyakiti hati orang lain.

Nah berbicara tentang sebuah kesalahan, pastinya tidak hanya kita yang menjadi peran terkadang kita malah menjadi korban. Terkadang kita sudah berupaya sebaik mungkin untuk menjaga perasaan orang lain, untuk dengan sangat tidak menyakiti hatinya. 

Tapi terkadang orang lain malah seenaknya saja bertingkah bahkan mengeluarkan kalimat yang menyakiti hati kita. Entah itu diular kesadarnnya atau mungkin memang sudah menjadi kebiasaannya tidak menjaga lisannya.

Hal inilah yang terkadang memicu berbagai konflik kehidupan. Bagi mereka yang tidak bisa menerima, tidak heran jika membalas dengan cacian juga bahkan hinaan, namun disisi paling buruknya adalah Ketika lawan bicara atau korban malah terdiam dan enggan membalasnya. Pertanyaannya apakah dia menerima itu semua, atau apakah dia menyimpannya sebagai luka.

Siapapun dari kita pasti pernah mengalami hal tersebut, terlepas dari apapun penyebabnya, baik ekonomi, keluarga, orangtua dan sebagainya. Yang pada intinya menjadi titik terendah seseorang. 

Maka tidak heran jika sulit untuk melupakan hal tersebut, dan adakalanya kita sudah berusaha dengan sebaik mungkin untuk memaafkan orang tersebut tapi hati kita tidak bisa dipungkiri bahwa luka tidak juga kunjung sembuh, bahkan tidak bisa hilang dari ingatan.

Bolehkah tidak memaafkan orang lain?

Lalu pada akhirnya kita akan bertanya, Bolehkah kita untuk tidak memaafkan orang lain? Hal ini pastinya sering menghantui perasaan kita. Boleh atau tidak ya? Dosa atau tidak ya? Mari kita bahas.

Ust hanan attaki dalam ceramahnya pernah mendapati sebuah pertanyaan yang berisi begini “bolehkah saya tidak memaafkan seseorang, saya tidak mampu memaafkannya, demi Allah saya sudah mencoba tapi saya tidak mampu ustad” menghadapi pertanyaan itu ustad hanan attaki menjawab “boleh, maka tuntutlah dia di akhirat”.

Jika kita mengacu pada pendapat tersebut maka sah-sah saja untuk kita tidak memafkan, karena hal itu sudah diluar kemampuan kita. Yang mana sebelumnya kita sudah berusaha sebaik mungkin untuk memafkan namun tetap saja tak mampu. Maka sudah pasrahkanlah pada yang kuasa.

Tapi pernahkah kita berpikir bahwa pasti ada efek samping dari hal tersebut. apakah itu? Nah jika hati kita tak pernah bisa lepas dari kesalahan orang lain. Maka selamanya kita akan dihantui oleh hal tersebut, selamanya hati kita akan mengingatnya, dan efek terburuknya adalah menjadi dendam, jangan sampai ya naudzubillah. 

Maka bagaimana solusinya? Ya itu tadi pasrahkan pada yang Kuasa, ikhlaskan hati kita atas apa yang terjadi, bahwa itu semua adalah garis ketetapan Allah. Namun jika hati kita masih saja menyangkalnya, mak bisikkanlah pada hatimu bahwa itu adalah salah satu ujian Allah untukmu demi menaikkan level keimananmu. Dan perihal dia dan kesalahannya sudah biarkan menjadi urusan dia dengan Tuhannya.

Nah disinilah kita perlu hati-hati. Jika seseorang sudah menyerahkan segalanya pada Allah maka habislah kita, sebab urusan kita tidak lagi dengan korban tadi, melainkan langsung dengan Tuhan semesta alam, yang maha adil. Maka alangkah baiknya jika kita selalu berhati-hati dalam setiap sikap dan perbuatan. Semoga bermanfaat Wallahua’lam bissawab.

6 comments:

  1. Memang ya memaafkan orang yang sudah membuat kesalahan itu tidak semudah yang dibayangkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali kak, dicoba lagi ya, serahkan pada yang kuasa agar hati kita jauh lebih tenang.

      Delete
  2. kedepannya, semoga ruang ikhlas semakin di perluas

    ReplyDelete
  3. Apa hukumnya kalo sakit hati k orang truss baca Al Jabar???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut ilmu yang saya dapat, sah-sah saja, karena al-jabbar yang dibaca saat itu termasuk dalam kategori zikir. Yang difungsikan untuk menenangkan hati dengan mengingat Allah

      Delete

Berkomentarlah yang sopan ya guys, semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua.